Total Tayangan Halaman

Minggu, 14 November 2010

penyebab rabies

   Rabies sudah dikenal sejak dulu. Penyakit ini sudah ada sejak zaman kekuasaan raja Hammurabi (2300 SM). Dalam perjalanan waktu rabies tidak hanya menyerang anjing dan manusia tetapi juga menyerang hewan lain termasuk hewan liar.
Ada 2 macam siklus rabies yaitu rabies dilingkungan penduduk (urban rabies) dan rabies di alam bebas atau hutan (sylvatic rabies).

- Urban rabies umumnya terjadi pada anjing geladak yang dibiarkan bebas tanpa pemeliharaan khusus. kadang-kadang anjing ini menyerang kucing, kera dan sesekali menyerang ruminansia, babi atau hewan lain. Manusia paling sering tertualr lewat anjing tetapi sangat jarang tertular dari kucing, kera atau hewan lain.
- Sylvatic rabies bersiklus pada hewan liar, seperti pada rubah di eropa, skunk di amerika dan kanada dan kelelawar penghisap darah / vampire (desmodus rotundus murinus) di Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Meksiko.
Negara yang bebas Rabies adalah Inggris, Australia dan New Zealand.
1. Penyebab
    Penyebab rabies adalah virus dalam famili Rhabdoviridae. Bentuk batang dengan ukuran panjang sekitar 180 nm dan lebar 65 nm. Pada lapis permukaan virus ini terdapat envelope yang tersusun atas 50% lemak dan 50% protein. Virus ini mempunyai afinitas erat dengan sel syaraf. virus rabies berkembang biak dalam kelenjar ludah hewan terserang.
2. Sumber penular
    Sumber penular utama di Indonesia adalah anjing. Di amerika adalah vampire dan di Eropa adalah rubah (fox).
3. Penularan
     Penularan rabies sebagian besar terjadi lewat gigitan hewan penderita rabies. Sekitar 70% anjing yang tertular rabies mengandung virus didalam salivanya. Meskipun jarang infeksi dapat juga terjadi lewat kulit yang lecet atau konjunctiva yang kontak dengan saliva atau secara aerosol pada gua yang dihuni oleh kelelawar pembawa virus rabies.
Tidak semua orang yang digigit anjing rabies akan menimbulkan penyakit rabies, timbul tidaknya penyakit rabies tergantung dari parahnya gigitan dan lokasi gigitan. Virus akan merambat dari tempat gigitan lewat syaraf sumsum tulang belakang kemudian ke otak.
Karena jangka waktu virus mencapai otak relatif panjang maka masih ada kesempatan bagi pasien yang digigit oleh anjing penderita rabies untuk diberikan serum anti rabies (SAR) dan vaksinasi rabies secara simultan.
4. Penyebaran
    Rabies tersebar luas didunia kecuali Inggris, Australia dan New Zealand.
5. Hewan Rentan
    Hampir semua hewan berdarah panas rentan terhadap rabies, namun kerentanan mereka berbeda. Sapi dan rubah termasuk hewan paling rentan kemudian anjing, skunk dan kucing. Opossum sangat tahan terhadap rabies.
6. Gejala Klinik
a. pada hewan
    dikenal ada 2 bentuk rabies yaitu dumb rabies (bentuk tenang) dan furious rabies (bentuk ganas).
    Gejala umum : kelainan pada tingkah laku, hewan menjadi sensitif terhadap suara dan cahaya sehingga akan menyalak kearah datangnya cahaya/suara, mata anjing tampak dalam keadaan waspada. Setelah tanda-tanda agresifitas muncul akan disusul dengan paralisa (termasuk paralisa esofagus sehingga tidak dapat menelan)
b. pada manusia
    Gejala pada manusia dibagi menjadi 5 fase yaitu prodromal, neurologik akut, furious, paralitik dan koma. Masa inkubasi sangat bervariasi antara kurang dari 1 minggu sampai lebih dari 1 tahun. Umumnya sekitar 1 bulan. Masa inkubasi dipengaruhi oleh kedalaman gigitan dan jarak gigitan dengan susunan syaraf pusat.
7. Diagnosis
    Cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan menemukan badan inklusi (inclusion body) pada sel otak yang dikenal sebagai Badan Negri (Negri body). Pemeriksaan ini memerlukan preparat sentuh jaringan otak hewan yang menggigit kemudian diwarnai dengan pewarnaan metode seller.
8. Penanganan
a. Pada Manusia
   - manusia yang digigit didaerah tertular harus diwaspadai terhadap rabies.
   - bekas gigitan harus segera dicuci dengan sabun/ detergen alam upaya untuk merusak envelope virus yang terdiri atas zat lipida.
   - imunisasi hanya diterapkan terhadap mereka yang mempunyai risiko tinggi terhadap penularan rabies, seperti petugas laboratorium dan petugas lapangan yang melakukan otopsi.
b. Pada Hewan
Vaksinasi terhadap anjing jalanan sangat sulit dilakukan, sehingga cakupan vaksinasi tidak mencapai harapan. Hanya anjing yang dapat dipegang pemiliknya yang biasanya dapat divaksin. 
Diterbitkan di: Maret 11, 2010   Updated: Oktober 05, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar